Surat ke semenanjung dari benua jauh - Baha Zain
(surat 1)
Daun merah kuning
mulai gugur
bertaburan di jendela
epal merah nyalang di
pohon
pear ranum tergeletak
di tanah
serangga merayap atau
berterbangan dalam cahaya emas sore
angin dingin menyerbu
masuk, menderu dan menusuk
seakan sekaliannya
sibuk menyesuaikan diri
alam mengajar
berwaspada dan bijaksana.
sayang, kalau malam
ini kau bermimpi
mendengar cengkerik
berbunyi
itu adalah suara
resahku di benua yang jauh.
(surat 2)
Hari ini terkoyak sehelai
kertas di kalendar
yang muda sehari lebih
tua
yang tua setapak lebih
dekat ke pusara
aku tidak bimbang
menghadapi kematian
atau bakat yang
berkurangan
daun-daun pun lekang
di dahan
kupu-kupu pun
sementara di cahaya pelita
aku tidak akan berduka
kita para kekasih akan
mati
tapi cinta tidak reput
di bumi
cinta bukan milik
kulit, daging dan tulang
ia kepunyaan ingatan
dan kesetiaan.
Sayang, sekiranya
malam ini kau bermimpi burung bangau
itu adalah semangatku
yang menduga samudera.
(surat 3)
Lelaki tua itu
menaburi rumput di pangkal pohon
seakan menyelimuti
tanamannya dari dingin mendatang
isterinya berambut
perang, memetik buah dari jerih payah musim panas
manis, katanya, memang
bumi mencintai tangan yang merawatnya
mereka sudah tua dan
tahu menghitung waktu
halamannya akan kekal
meski berubah wajah
jadi saksi keakraban,
kesetiaan, bumi dan penghuninya
antaranya daun-daun
hancur dan unggas-unggas musnah
apa yang melata
berhenti, yang meninggi rebah.
Sayang, jika malam ini
menjelma seekor arnab
membesarkan mata dan
memanjangkan telinganya
itu adalah aku yang
belajar memerhati dan mendengar
tingkah dunia.
Tiga Catatan Perjalanan (1991)
Ulasan
Catat Ulasan