Parti - Ahmad Sarju

Aku yang bukan lagi di majlis ini
yang menilai erti
tamadun dengan sinis sekali
yang menyerikan malam
dengan nion warna-warni
dengan ganja dan
malboro serta gadis lincah
yang manis yang manja
yang menggila
yang sweet seventeen
yang bermini yang membayang
dengan fesyen yang
paling latest dipamirkan
yang ketat yang pada
yang harum bau Topaze
yang melondeh yang
terkeweh di tengah gelanggang.
Aku bukan lagi di
situasi yang gentleman ini
yang harus sporting
yang harus contemporary
yang harus
melonggarkan sopan-santun dan berbudi-budi
jika para peria dan
gadis manisku yang di sini
yang ada siangnya
membimbit buku menapak di jalan batu
di malam ini ia ketawa
ia rela disentuh raba
di malam ini ia girang
ia tidak keseorangan
di sudut-sudut kelam
dalam rangkulan peria berambut panjang.
Aku yang bukan aku
lagi dalam keadaan yang normal ini
yang harus
menyangkutkan tatamoralis di gelas anggur
yang harus
bermuka-muka sekalipun dengan egoku
jika tamu dan jagonya
dari elite yang ideal sekali
yang senyum lebar ala
hippies di atas pentas
berbicara lagak Tom
Jones garau suaranya
dengan gadis manis
beralis lentik Max Factor
menari menyanyikan
lagu Love is Blue
penuh emosional dan
menggetarkan kalbu.
Malam yang panas yang
lunak yang mengghairahkan
tika kugiran kian
rancak dengan caca dengan twist
kini tiada yang
abnormal dan mengantuk layu
segalanya segar-bugar
segalanya meloncat bersama pasangan
yang minum yang
menanti yang terus menari
yang mesra yang
membisik-bisik ke telinga
bertukar gelas
bertukar tangan bertukar rangkulan.
Aku yang kembali
normal di malam itu
terasa jauh datarnya
nilai rialitet ini
sekeping hati telah
cacat cedera
dalam kehangatan itu
kuhirup sebuah keruntuhan
gadis periaku yang
hanyut di tengah jalan.
Ulasan
Catat Ulasan